Membangun karakter anak sejak dini, sangat penting bagi orang
tua dan guru, agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun
karekter anak dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non formal
maupun informal.tentang proses pelaksanaan pembentukan pribadi pada anak usia
dini, yakni terbatas pada kegiatan akademik saja seperti membaca, menulis,
menghitung, dan mengasah kreativitas.Pada dasarnya setiap orang tua
mendambakan anak yang cerdas dan berperilaku baik dalam kehidupan
sehari-harinya, sehingga mereka kelak akan menjadi anak yang unggul dan
tangguh menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. perlu disadari bahwa
generasi semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka memerlukan
lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi
anak-anak dapat tumbuh optimal sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan
berperilaku baik. orang tua mempunyai peran yang amat penting.
Suasana penuh kasih sayang mau menerima anak sebagaimana
adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk
segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif,
sosioemosional, moral, agama, dan psikomotorik, semua merupakan jawaban nyata
bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa yang akan datang.
Pada era globalisasi tidak jarang kehadiran seorang anak
justru menimbulkan berbagai masalah dalam suatu keluarga.Tindakan-tindakan
amoral yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya akibat dari kurangnya
perhatian orang tua terhadap perkembangan anak dalam setiap jenjang usianya.
Orang tua yang terlalu sibuk cenderung membuat anak bebas bertindak
mengekspresikan kehendaknya dan rasa ingin tahunya.
Karakter yang berkualitas adalah sebuah respon yang sudah
teruji berkali-kali dan telah berbuah kemenangan. Seseorang yang berkali-kali
melewati kesulitan dengan kemenangan akan memiliki kualitas yang baik.
Karakter berbeda dengan kepribadian dan temperamen. Kepribadian adalah respon
atau biasa disebut etika yang ditunjukkan ketika berada di tengah-tengah
orang banyak, seperti cara berpakaian, berjabat tangan, dan berjalan.
Temperamen adalah sifat dasar anak yang dipengaruhi oleh kode genetika orang
tua, kakek nenek, dan kakek buyut dan nenek buyut. Sedangkan karakter adalah
respon ketika sedang 'diatas' atau ditinggikan. Apakah anak putus asa,
sombong, atau lupa diri. Bentuk respon itulah yang disebut karakter
Karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5
faktor, yaitu:
ü temperamen dasar (dominan,
intim, stabil, cermat),
ü keyakinan (apa yang
dipercayai, paradigma),
ü pendidikan (apa yang
diketahui, wawasan kita),
ü motivasi hidup (apa
yang kita rasakan, semangat hidup) dan
ü perjalanan (apa yang
telah dialami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan).
Karakter yang dapat membawa keberhasilan yaitu
ü empati (mengasihi
sesama seperti diri sendiri),
ü tahan uji (tetap tabah dan ambil hikmah
kehidupan, bersyukur dalam keadaan apapun, dan
ü beriman (percaya
bahwa Tuhan).
Ketiga karakter
tersebut akan mengarahkan seseorang ke jalan keberhasilan. Empati akan
menghasilkan hubungan yang baik, tahan uji akan melahirkan ketekunan dan
kualitas, beriman akan membuat segala sesuatu menjadi mungkin. (Megawangi,
2003:19).
Membangun Karakter Anak Usia Dini
Membangun karakter terhadap anak hendaknya menjadikan seorang
anak terbiasa untuk berperilaku baik, contoh, seorang anak yang terbiasa
makan tiga kali sehari, akan merasa tidak enak bila makan hanya dua kali
sehari. Dengan demikian, kebiasaan baik yang sudah menjadi instink, otomatis
akan membuat seorang anak merasa kurang nyaman bila tidak melakukan kebiasaan
baik tersebut.
Pendidikan karakter bagi anak adalah solusi yang dapat
diharapkan akan mengubah prilaku negatif ke positif. Pendidikan intelektual
(kognitif) yang berlebihan akan memicu pada ketidak seimbangan aspek-asepk
perkembangannya. tambahkan materi pendidikan karakter. Materi pendidikan
karakter tidak identik dengan mengasahkan kemampuan kognitif, tetapi
pendidikan ini adalah mengarahkan pengasahan kemampuan affektif. Metode
pembelajaran karakter dilakukan dengan cerita-cerita keteladan seperti
kisah-kisah keteladan Nabi-nabi, sahabat-sahabat nabi, pahlawan-pahlawan
Islam, dunia, nasional ataupun lokal. Cara lain yang dianggap baik dilakukan
adalah dengan contextual learning, yaitu dalam setiap pembelajaran anak-anak
diberikan contoh kegiatan yang baik dengan langsung diperlihatkan dalam
tindakan-tindakan seluruh pendidik dalam suatu lembaga pendidikan.
Membangun karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur
hidup. Anak-anak, akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh
pada lingkungan yang berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang
dilahirkan suci bisa berkembang optimal. Oleh karenanya yang mempunyai peran
penting yaitu, keluarga, sekolah, dan komunitas. (Megawangi, 2003:23)
Pembentukan karakter berlangsung secara terintegrasi, anak
mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, Tujuan
mengembangkan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. karakter
yang baik, anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmenya untuk melakukan
berbagai hal yang terbaik dan melakukannya dengan benar, dan cenderung
memiliki tujuan hidup. Membangun karakter yang efektif, ditemukan dalam
lingkungan sekolah yang memungkinkan semua anak menunjukan potensi mereka
untuk mencapai tujuan yang sangat penting (Baittstich, 2008:45)
Peran Guru dalam Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini
Pengembangan karakter anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan
terutama dari orangtua. Anak belajar untuk mengenal nilai-nilai dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dilingkungannya tersebut. Dalam
pengembangan karakter anak, peranan orangtua dan guru sangatlah penting,
terutama pada waktu anak usia dini.
Upaya yang dilakukan oleh guru dan orangtua dalam membangun
karakter anak usia dini:
1. Memperlakukan anak sesuai dengan karakteristik anak.
2. Memenuhi kebutuhan dasar anak antara lain kebutuhan kasih
sayang, pemberian makanan yang bergizi.
3. Pola pendidikan guru dengan orangtua yang dilaksanakan baik
dirumah dan di sekolah saling berkaitan.
4. Berikan dukungan dan penghargaan ketika anak menampilkan
tingkah laku yang terpuji.
5. Berikan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan usia
perkembangannya.
6. Bersikap tegas, konsisten dan bertanggungjawab
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar