Selasa, 20 November 2012

ARTIKEL



Membangun Karakter Melalui Pendidikan Sejak Usia Dini

Membangun karakter anak sejak dini, sangat penting bagi orang tua dan guru, agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun karekter anak dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.tentang proses pelaksanaan pembentukan pribadi pada anak usia dini, yakni terbatas pada kegiatan akademik saja seperti membaca, menulis, menghitung, dan mengasah kreativitas.Pada dasarnya setiap orang tua mendambakan anak yang cerdas dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga mereka kelak akan menjadi anak yang unggul dan tangguh menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. perlu disadari bahwa generasi semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi anak-anak dapat tumbuh optimal sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan berperilaku baik. orang tua mempunyai peran yang amat penting.
Suasana penuh kasih sayang mau menerima anak sebagaimana adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif, sosioemosional, moral, agama, dan psikomotorik, semua merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa yang akan datang.
Pada era globalisasi tidak jarang kehadiran seorang anak justru menimbulkan berbagai masalah dalam suatu keluarga.Tindakan-tindakan amoral yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya akibat dari kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan anak dalam setiap jenjang usianya. Orang tua yang terlalu sibuk cenderung membuat anak bebas bertindak mengekspresikan kehendaknya dan rasa ingin tahunya.
Karakter yang berkualitas adalah sebuah respon yang sudah teruji berkali-kali dan telah berbuah kemenangan. Seseorang yang berkali-kali melewati kesulitan dengan kemenangan akan memiliki kualitas yang baik. Karakter berbeda dengan kepribadian dan temperamen. Kepribadian adalah respon atau biasa disebut etika yang ditunjukkan ketika berada di tengah-tengah orang banyak, seperti cara berpakaian, berjabat tangan, dan berjalan. Temperamen adalah sifat dasar anak yang dipengaruhi oleh kode genetika orang tua, kakek nenek, dan kakek buyut dan nenek buyut. Sedangkan karakter adalah respon ketika sedang 'diatas' atau ditinggikan. Apakah anak putus asa, sombong, atau lupa diri. Bentuk respon itulah yang disebut karakter
Karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu:
ü  temperamen dasar (dominan, intim, stabil, cermat),
ü  keyakinan (apa yang dipercayai, paradigma),
ü  pendidikan (apa yang diketahui, wawasan kita),
ü  motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup) dan
ü  perjalanan (apa yang telah dialami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan).
Karakter yang dapat membawa keberhasilan yaitu
ü  empati (mengasihi sesama seperti diri sendiri),
ü   tahan uji (tetap tabah dan ambil hikmah kehidupan, bersyukur dalam keadaan apapun, dan
ü  beriman (percaya bahwa Tuhan).
Ketiga karakter tersebut akan mengarahkan seseorang ke jalan keberhasilan. Empati akan menghasilkan hubungan yang baik, tahan uji akan melahirkan ketekunan dan kualitas, beriman akan membuat segala sesuatu menjadi mungkin. (Megawangi, 2003:19).
Membangun Karakter Anak Usia Dini
Membangun karakter terhadap anak hendaknya menjadikan seorang anak terbiasa untuk berperilaku baik, contoh, seorang anak yang terbiasa makan tiga kali sehari, akan merasa tidak enak bila makan hanya dua kali sehari. Dengan demikian, kebiasaan baik yang sudah menjadi instink, otomatis akan membuat seorang anak merasa kurang nyaman bila tidak melakukan kebiasaan baik tersebut.
Pendidikan karakter bagi anak adalah solusi yang dapat diharapkan akan mengubah prilaku negatif ke positif. Pendidikan intelektual (kognitif) yang berlebihan akan memicu pada ketidak seimbangan aspek-asepk perkembangannya. tambahkan materi pendidikan karakter. Materi pendidikan karakter tidak identik dengan mengasahkan kemampuan kognitif, tetapi pendidikan ini adalah mengarahkan pengasahan kemampuan affektif. Metode pembelajaran karakter dilakukan dengan cerita-cerita keteladan seperti kisah-kisah keteladan Nabi-nabi, sahabat-sahabat nabi, pahlawan-pahlawan Islam, dunia, nasional ataupun lokal. Cara lain yang dianggap baik dilakukan adalah dengan contextual learning, yaitu dalam setiap pembelajaran anak-anak diberikan contoh kegiatan yang baik dengan langsung diperlihatkan dalam tindakan-tindakan seluruh pendidik dalam suatu lembaga pendidikan.
Membangun karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak, akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang optimal. Oleh karenanya yang mempunyai peran penting yaitu, keluarga, sekolah, dan komunitas. (Megawangi, 2003:23)
Pembentukan karakter berlangsung secara terintegrasi, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, Tujuan mengembangkan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. karakter yang baik, anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukannya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup. Membangun karakter yang efektif, ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua anak menunjukan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat penting (Baittstich, 2008:45)
Peran Guru dalam Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini
Pengembangan karakter anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan terutama dari orangtua. Anak belajar untuk mengenal nilai-nilai dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dilingkungannya tersebut. Dalam pengembangan karakter anak, peranan orangtua dan guru sangatlah penting, terutama pada waktu anak usia dini.
Upaya yang dilakukan oleh guru dan orangtua dalam membangun karakter anak usia dini:
1. Memperlakukan anak sesuai dengan karakteristik anak.
2. Memenuhi kebutuhan dasar anak antara lain kebutuhan kasih sayang, pemberian makanan yang bergizi.
3. Pola pendidikan guru dengan orangtua yang dilaksanakan baik dirumah dan di sekolah saling berkaitan.
4. Berikan dukungan dan penghargaan ketika anak menampilkan tingkah laku yang terpuji.
5. Berikan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan usia perkembangannya.
6. Bersikap tegas, konsisten dan bertanggungjawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar